Selain itu, penunjukkan Gibran sebagai anak presiden yang maju menjadi cawapres pada Pilpres 2024 mendatang juga mendatangkan potensi penyalahgunaan kekuasaan.
Yang disayangkan Habiburokhman, dalam salinan MKMK setebal 385 halaman, tidak ada sama sekali disebutkan bukti atau keterangan saksi yang menguatkan kesimpulan tersebut.
Pertama adalah potensi dugaan ada tidaknya konflik kepentingan dalam putusan MK terkait batas usia yang menjadi pintu masuk Gibran menjadi pendamping Prabowo.
Putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi yang menyatakan batas usia capres-cawapres tetap forty tahun kecuali sudah berpengalaman sebagai pejabat negara atau kepala daerah, dianggap membuka jalan Gibran untuk bertarung dalam pilpres.
Selain tiga nama di atas, ada tokoh lain yang namanya muncul di survei Litbang Kompas kali ini. Namun, elektabilitas mereka masih di bawah 10 persen.
“Kesan yang ingin ditunjukkan dalam pertemuan itu adalah bahwa sosok seperti Budiman yang dari kelompok pro demokrasi masa lalu itu sudah berdamai dengan sosok yang selalu dihakimi sebagai pelanggar ham setiap lima tahun yaitu Prabowo subiatno,” kata Cecep.
“Kalau memang saya dapat tugas, saya anggap tugas itu tugas yang suci untuk berbakti dan mengabdi kepada rakyat. Tentunya harus saya terima dengan baik seandainya saya benar-benar dicalonkan, ya,” kata Menteri Pertahan ini.
Jika Prabowo memilih Gibran, pakar hukum tata negara hingga pengamat politik menilai, legalitas pasangan itu berpotensi digugat secara hukum dan akan dijadikan amunisi untuk mendegradasi kredibilitas mereka.
"Given that this Level of competition is nutritious Now we have to maneuver on. And we do it with our hearts. Our struggle is always based on our hearts, conscience," ongoing Yenny.
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Poligov merilis hasil survei terbaru perihal elektabilitas bakal calon presiden yang diprediksi akan turut serta dalam Pilpres 2024.
Selama periode menuju kejatuhan Orde Baru tahun 1996 hingga 1998, dia diduga terlibat dalam sejumlah kasus seperti penghilangan orang secara paksa dan penculikan aktivis. Namun seluruh tuduhan dan dugaan prabowo subianto muda itu tidak pernah diadili di pengadilan.
"Ya menurut saya tidak serta-merta pada akhirnya akan muncul beberapa dukungan atas seseorang kalau tidak ada possibility-nya. Kalau Mas Gibran mungkin saat ini masih sangat tergantung pada putusan MK.
Troops below Prabowo's command kidnapped and tortured at least nine democracy activists during the months ahead of the May well 1998 Riots.[36] In a single testimony, a previous detainee told of remaining tortured for days within an unidentified area, allegedly a army camp where most of their time was spent blindfolded, though getting pressured to reply recurring concerns, largely regarding their political actions.